Tiada, namun Tetap Ada
Oleh Ubay KPI
Tahun 1991 merupakan tahun terakhir proses belajar mengajar di sekolah yang mencetak seorang pendidik. Kini telah tiada, namun keharuman nama Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Pontianak tetap ada. Bukan hanya baru bagi sang guru, namun juga alumninya sampai dengan saat ini melanjutkan estafet sang Oemar Bakrie demi sebuah kecerdasan bangsa.
Sekolah itu memang telah tiada, namun sisa prasastinya tetap kokoh di Kampus II FKIP Untan Jalan Karya Bakti Pontianak. Siang kemarin kemarin, melalui fasilitator angkatan tahun 1987, alumni SPG Negeri Pontianak berkumpul di halaman sekolah yang dulu pernah ia tempati selama tiga tahun. Lebih dari 200 lebih alumni berkumpul bersama dengan guru setianya dulu, dan juga dengan satu-satunya mantan Kepala Sekolah SPG Negeri Pontianak yang hingga saat ini masih ada, Abdul Wahab Jamil. Mereka bertemu dalam temu kangen alumni SPG Negeri Pontianak dengan menyongsong semboyan “SPG boleh bubar, silaturahmi tetap jalan”.
Silaturahmi menjadi jalan untuk tetap mengenang bahwa SPG Negeri Pontianak pernah ada. Melalui alumni ia tetap abadi. Karena ia pernah lahir dalam buaian SPG Negeri Pontianak. Dari mereka telah banyak yang meniti sukses, bukan hanya sebatas guru sekolah, namun juga telah menembus guru besar.
Tawa, canda, dan pelukan di antara mereka siang kemarin di bawah tarup yang di hadapan berdiri kokoh panggung acara mereka lepaskan. Kebahagiaan puluhan tahun lalu seakan tersketsa kembali meski dalam pertemuan yang amat singkat. Menyanyi, berpuisi, dan laku lainnya ia tampilkan. Bukan hanya antar alumni saja, siang kemarin juga ada sekitar 20 lebih guru yang pernah mengajar di SPG Negeri Pontianak hadir menikmati temu kangen anak didiknya.
Kenangan lalu juga dikisahkan kembali oleh sang Kepala Sekolah, Abdul Wahab Jamil, ia menyampaikan sebuah kisah yang tak pernah ia lupa. Kisah bagaimana perjalanan SPG Negeri Pontianak mulai dari 10 siswa hingga ratusan siswa dalam setiap angkatan. Begitu juga dengan cita-citanya menciptakan generasi penerus perjuangan pahlawan tanpa tanda jasa. Anak tercintanya digiring untuk melanjutkan estafet perjuangannya menjadi seorang pendidik.
Meski tak semua dari lulusan SPG Negeri Pontianak menjadi pendidik atau guru, namun dari sekian banyak alumni yang hadir siang kemarin adalah seorang guru. Diakui oleh Ketua Panitia Pelaksana kegiatan, M. Ayyub di sela-sela acara siang kemarin, temu kangen tahun ini merupakan kali pertama dilaksanakan alumni SPG Negeri Pontianak dengan menghadirkan guru-guru SPG Negeri Pontianak. Selanjutnya, akan dibentuk sebuah organisasi yang bisa mewadahi dari alumni SPG Negeri Pontianak. “Insya Allah ke depan bukan hanya sebatas kegiatan seremonial saja, namun lebih dikemas dengan kegiatan lainnya,” ujarnya.
Tahun 1991 merupakan tahun terakhir proses belajar mengajar di sekolah yang mencetak seorang pendidik. Kini telah tiada, namun keharuman nama Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Pontianak tetap ada. Bukan hanya baru bagi sang guru, namun juga alumninya sampai dengan saat ini melanjutkan estafet sang Oemar Bakrie demi sebuah kecerdasan bangsa.
Sekolah itu memang telah tiada, namun sisa prasastinya tetap kokoh di Kampus II FKIP Untan Jalan Karya Bakti Pontianak. Siang kemarin kemarin, melalui fasilitator angkatan tahun 1987, alumni SPG Negeri Pontianak berkumpul di halaman sekolah yang dulu pernah ia tempati selama tiga tahun. Lebih dari 200 lebih alumni berkumpul bersama dengan guru setianya dulu, dan juga dengan satu-satunya mantan Kepala Sekolah SPG Negeri Pontianak yang hingga saat ini masih ada, Abdul Wahab Jamil. Mereka bertemu dalam temu kangen alumni SPG Negeri Pontianak dengan menyongsong semboyan “SPG boleh bubar, silaturahmi tetap jalan”.
Silaturahmi menjadi jalan untuk tetap mengenang bahwa SPG Negeri Pontianak pernah ada. Melalui alumni ia tetap abadi. Karena ia pernah lahir dalam buaian SPG Negeri Pontianak. Dari mereka telah banyak yang meniti sukses, bukan hanya sebatas guru sekolah, namun juga telah menembus guru besar.
Tawa, canda, dan pelukan di antara mereka siang kemarin di bawah tarup yang di hadapan berdiri kokoh panggung acara mereka lepaskan. Kebahagiaan puluhan tahun lalu seakan tersketsa kembali meski dalam pertemuan yang amat singkat. Menyanyi, berpuisi, dan laku lainnya ia tampilkan. Bukan hanya antar alumni saja, siang kemarin juga ada sekitar 20 lebih guru yang pernah mengajar di SPG Negeri Pontianak hadir menikmati temu kangen anak didiknya.
Kenangan lalu juga dikisahkan kembali oleh sang Kepala Sekolah, Abdul Wahab Jamil, ia menyampaikan sebuah kisah yang tak pernah ia lupa. Kisah bagaimana perjalanan SPG Negeri Pontianak mulai dari 10 siswa hingga ratusan siswa dalam setiap angkatan. Begitu juga dengan cita-citanya menciptakan generasi penerus perjuangan pahlawan tanpa tanda jasa. Anak tercintanya digiring untuk melanjutkan estafet perjuangannya menjadi seorang pendidik.
Meski tak semua dari lulusan SPG Negeri Pontianak menjadi pendidik atau guru, namun dari sekian banyak alumni yang hadir siang kemarin adalah seorang guru. Diakui oleh Ketua Panitia Pelaksana kegiatan, M. Ayyub di sela-sela acara siang kemarin, temu kangen tahun ini merupakan kali pertama dilaksanakan alumni SPG Negeri Pontianak dengan menghadirkan guru-guru SPG Negeri Pontianak. Selanjutnya, akan dibentuk sebuah organisasi yang bisa mewadahi dari alumni SPG Negeri Pontianak. “Insya Allah ke depan bukan hanya sebatas kegiatan seremonial saja, namun lebih dikemas dengan kegiatan lainnya,” ujarnya.
No comments:
Post a Comment