BBM Normal, Harga Diluar Kebiasaan
Oleh Ubay KPI
Meski tak lagi kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar minyak jenis premium. SPBU di Kota Pontianak pun tak lagi panjang dengan antrean calon konsumen. Namun di sejumlah kios-kios bensin tepi jalan tetap memberlakukan harga Rp 6.000 per liter.
Hal itu mengundang pertanyaan sejumlah pengendara roda dua baik kepada pemilik kios dan pemerintah Kota Pontianak yang masih tetap menjual bensin di luar kebiasaan sewaktu BBM normal.
“Ada apa sebenarnya, kok harganya tetap 6000, dulu sebelum minyak susah kan harganya 5000, kenapa tidak kembali harga itu kan BBM sekarang normal,” ujar Purwanto, salah satu warga Kota Pontianak.
Begitu juga yang dikatakan oleh Andi Setiawan salah satu pelajar di Kota Pontianak, ia menjelaskan, 95 % pedagang bensin di Kota Pontianak tetap menjual Rp 6.000. Menurut Andi, semestinya harga bensin Rp 5.000. “Saya juga tidak tahu, apa SPBU masih belum melayani pakai jeriken atau karena mereka yang tidak mau menurunkan harga?” Tanya Andi.
Pemerintah selalu memproklamirkan untuk kesejahteraan rakyat dalam berbagai sisi. “Untuk hal bensin, yang sejahtera itu pedagangnya, tapi masyarakat lainnya belum tentu. Ya kalau satu hari cuma butuh 1 liter, kalau lebih? Tinggal dikalikan sebulan aja berapa jumlahnya?” tegas Iwan, pekerja buruh bangunan.
Iwan juga berharap, pemerintah cepat bertindak dengan harga bensin yang masih tetap Rp 6.000, seperti pada awal-awal kelangkaan BBM beberapa waktu lalu, pemerintah cepat mengambil keputusan menetapkan harga maksimal BBM di kios.
Salah satu pemiliki kios bensin yang meminta tidak dipublikasikan namanya, saat dikonfirmasi mengenai harga tersebut, kemarin mengatakan pedagang kios enggan menurunkan harga karena imbas dari kelangkaan beberapa waktu lalu. “Lebih banyak untungnya pasti bang, dan pedagang kios juga kompak. Meskipun BBM sekarang sudah lancar,” katanya.
Meski tak lagi kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar minyak jenis premium. SPBU di Kota Pontianak pun tak lagi panjang dengan antrean calon konsumen. Namun di sejumlah kios-kios bensin tepi jalan tetap memberlakukan harga Rp 6.000 per liter.
Hal itu mengundang pertanyaan sejumlah pengendara roda dua baik kepada pemilik kios dan pemerintah Kota Pontianak yang masih tetap menjual bensin di luar kebiasaan sewaktu BBM normal.
“Ada apa sebenarnya, kok harganya tetap 6000, dulu sebelum minyak susah kan harganya 5000, kenapa tidak kembali harga itu kan BBM sekarang normal,” ujar Purwanto, salah satu warga Kota Pontianak.
Begitu juga yang dikatakan oleh Andi Setiawan salah satu pelajar di Kota Pontianak, ia menjelaskan, 95 % pedagang bensin di Kota Pontianak tetap menjual Rp 6.000. Menurut Andi, semestinya harga bensin Rp 5.000. “Saya juga tidak tahu, apa SPBU masih belum melayani pakai jeriken atau karena mereka yang tidak mau menurunkan harga?” Tanya Andi.
Pemerintah selalu memproklamirkan untuk kesejahteraan rakyat dalam berbagai sisi. “Untuk hal bensin, yang sejahtera itu pedagangnya, tapi masyarakat lainnya belum tentu. Ya kalau satu hari cuma butuh 1 liter, kalau lebih? Tinggal dikalikan sebulan aja berapa jumlahnya?” tegas Iwan, pekerja buruh bangunan.
Iwan juga berharap, pemerintah cepat bertindak dengan harga bensin yang masih tetap Rp 6.000, seperti pada awal-awal kelangkaan BBM beberapa waktu lalu, pemerintah cepat mengambil keputusan menetapkan harga maksimal BBM di kios.
Salah satu pemiliki kios bensin yang meminta tidak dipublikasikan namanya, saat dikonfirmasi mengenai harga tersebut, kemarin mengatakan pedagang kios enggan menurunkan harga karena imbas dari kelangkaan beberapa waktu lalu. “Lebih banyak untungnya pasti bang, dan pedagang kios juga kompak. Meskipun BBM sekarang sudah lancar,” katanya.
No comments:
Post a Comment