352 Orang Peroleh Beasiswa Untan
Biaya Hidup Ditanggung
Kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan sehingga dapat mematikan semangat untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Salah satu cara keluar dari jurang kemiskinan adalah melalui pendidikan. Untan sebagai universitas terbesar di Kalimantan Barat menyadari hal ini dan berupaya agar masyarakat kurang mampu dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi melalui beasiswa penuh outreaching.
Animo masyarakat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi melalui jalur beasiswa penuh outreaching yang ditawarkan di Untan sangat tinggi. Berdasarkan Kepmen Nomor 34 Tahun 2010 tentang Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi bahwa penerimaan rnahasisvva baru tahun ini dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur nasional yang terdiri dari ujian tertulis dan undangan SNMPTN (60%) dilaksanakan secara nasional dan jalur mandiri (40%) yang dilaksanakan oleh masing-masing perguruan tinggi. Perubahan mencolok tahun 2011 adalah seluruh jalur nasional dilakukan secara online. Bahkan peluang untuk mendapatkan beasiswa miskin tapi berprestasi (Bidik Misi) yang diberikan kepada 20,000 calon mahasiswa tersebar di seluruh PTN di Indonesia pun melalui online. Minimnya akses informasi dan teknologi menjadi kendala sekolah dan siswa di daerah untuk memperebutkan beasiswa dan akses pendidikan ke perguruan tinggi. Menyikapi hal tersebut Untan tidak mau lepas tangan dan berinisiatif melakukan penyeleksian pada siswa yang tidak mampu dan memfasilitasi pendaftaran ke jalur Bidik Misi sehingga peluang untuk mendapatkan beasiswa Bidik Misi akan semakin tinggi. Terbukti ada 2.074 pelamar diregistrasi oleh Untan ke Bidik Misi tahun 2011 ini.
Sejak tahun 2006, Untan telah mengupayakan penerimaan siswa tidak mampu melalui jalur beasiswa penuh outreaching lewat unit comdev dan outreaching. Seiring berjalannya waktu gayung pun seakan bersambut, pemerintah, instansi-instansi, dan masyarakat mulai berinisiatif membantu Untan dalam menyediakan bantuan beasiswa kepada siswa-siswa tidak mampu. Beranjak dari 43 siswa di tahun 2007, kini ada 388 mahasiswa di Untan sebagai penerima beasiswa penuh outreaching.
Tahun ini, 4 Juli 2011 merupakan hari yang ditunggu-tunggu siswa SMA se-Kalimantan Barat, lulusan 2011 dan 2010 yang sebelumnya tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Hari inilah pengumuman penerima beasiswa penuh untuk biaya sarjananya melalui jalur mandiri outreaching/comdev Universitas Tanjungpura. 352 orang yang terpilih akan meraih kesempatan emas menjadi mahasiswa Untan tanpa melalui tes dan tanpa membayar biaya pendidikan. Tambah lagi mereka akan memperoleh biaya hidup, biaya tempat tinggal dan biaya buku selama 4 tahun berturut-turut. Ke-352 kandidat terpilih ditambah 237 kandidat cadangan diumumkan pada media cetak serta website Untan (wnw. untan. ac. id).
Program beasiswa penuh outreaching/comdev Universitas Tanjungpura adalah wujud kepedulian Untan untuk meningkatkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat terpencil dan atau miskin serta menjamin keberlangsungan mahasiswa yang bersangkutan agar dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu, sehingga pada akhirnya akan mampu mempercepat pembangunan/pengembangan wilayah di daerah Kalbar. Beasiswa ini diperuntukkan bagi siswa yang memiliki prestasi akademik 30% teratas, namun berasal dari daerah terpencil, miskin dan marginal.
Dari 633 SMA/MA dan SMK sederajat di Kalbar, 311 sekolah ambil bagian. Tercatat 2.546 pelamar yang mendaftar dari berbagai pelosok Kalbar maupun di luar Kalbar. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 2.074 pelamar. Sayangnya, masih banyak
pelamar beasiswa ini (486 siswa) yang tidak dapat diproses. Keterlambatan dan ketidaklengkapan berkas lamaran merupakan alasan sebagian besar lamaran tersebut tidak diproses. Diharapkan tahun depan kendala ini tidak terjadi.
Penerima beasiswa ini tersebar di 38 program studi S1 pada 9 fakultas di Untan. Berbeda pada tahun sebelumnya, tahun 2011 terjadi penambahan penerima beasiswa pada beberapa program studi, antara lain di FKIP yaitu Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi dan prodi Pendidikan Seni Tari dan Musik, di FMIPA yaitu Prodi Sistem Komputer, dan di Fakultas Kedokteran yaitu Prodi Ilmu Keperawatan, dan Prodi Farmasi. Untuk tahun ini kelima prodi tambahan itu masing-masing mendapat I penerima beasiswa. Khusus beasiswa penuh untuk program studi pendidikan dokter diberikan kepada 2 orang. Pemberian beasiswa untuk 2 orang ini merupakan hasil seleksi ketat ujar Pembantu Rektor I, Saeri Sagiman. Pembantu Rektor III, Eddy Suratman, menambahkan bahwa survey tempat tinggal kedua calon tersebut juga untuk menentukan keputusan yang tepat sasaran. Lonjakan animo pilihan siswa ada di program studi FKIP diikuti program studi Akutansi dan Manajemen di Fakultas Ekonomi, Teknik Informatika di Fakultas Teknik. Banyaknya pelamar menuju ke prodi tertentu menyebabkan para pelamar harus bersaing secara ketat.
Peningkatan sumber pendanaan mulai meluas tidak hanya instansi tetapi juga masyarakat baik secara individu maupun kelompok mengulurkan bantuan. Sumber pembiayaan beasiswa tahun 2011 dari Program Beasiswa Bidik Misi (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ¬Kementerian Pendidikan Nasional) untuk 300 orang, Program I-MBERE (World Bank dan Untan) 20 orang, Pemda Sekadau 30 orang, masyarakat 1 orang (masyarakat BPKP dan individu), dan Untan Mandiri 1 orang. Rektor Universitas Tanjungpura, Thamrin Usman, merespon dengan penuh antusias adanya upaya dari berbagai pihak. Sudah saatnya kita saling bahu membahu mencerdaskan anak bangsa. Beban itu menjadi ringan saat semua pihak bersinergi dan diharapkan persoalan pendidikan ini membantu mengakselerasi pengentasan kemiskinan.
Dari seluruh pelamar (2.546 orang) 64,37% di antaranya adalah perempuan, 43,55% berasal dari keluarga petani. Jumlah yang tinggi dari siswa perempuan menunjukkan animo ke perguruan tinggi didominasi oleh kaum hawa. Hal ini tidak berbeda dengan tahun sebelumnya.
Ketua Comdev dan Outreaching Untan, Entin Daningsih menambahkan, pada tahun ini jumlah pelamar tertinggi berasal dari Kabupaten Sambas (353 pelamar) diikuti oleh Kabupaten Landak. Sedangkan paling sedikit berasal dari Sekadau (68 pelamar) dan Melawi (70 pelamar). Belum diketahui apa penyebab perbedaan jumlah pelamar yang mencolok ini. Yang jelas semakin banyak pelamar, kesempatan persaingan untuk mendapatkan juga cukup tinggi. Apalagi jumlah siswa-siswa ini mempunyai daya kompetitif tinggi. Jumlah kuota tertinggi diraih oleh Kabupaten Sambas. Barometer keberhasilan program pemberian beasiswa ini akan dievaluasi dan menjadi penentu jumlah dan kualitas di masa yang akan datang. (rilis)
Kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan sehingga dapat mematikan semangat untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Salah satu cara keluar dari jurang kemiskinan adalah melalui pendidikan. Untan sebagai universitas terbesar di Kalimantan Barat menyadari hal ini dan berupaya agar masyarakat kurang mampu dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi melalui beasiswa penuh outreaching.
Animo masyarakat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi melalui jalur beasiswa penuh outreaching yang ditawarkan di Untan sangat tinggi. Berdasarkan Kepmen Nomor 34 Tahun 2010 tentang Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi bahwa penerimaan rnahasisvva baru tahun ini dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur nasional yang terdiri dari ujian tertulis dan undangan SNMPTN (60%) dilaksanakan secara nasional dan jalur mandiri (40%) yang dilaksanakan oleh masing-masing perguruan tinggi. Perubahan mencolok tahun 2011 adalah seluruh jalur nasional dilakukan secara online. Bahkan peluang untuk mendapatkan beasiswa miskin tapi berprestasi (Bidik Misi) yang diberikan kepada 20,000 calon mahasiswa tersebar di seluruh PTN di Indonesia pun melalui online. Minimnya akses informasi dan teknologi menjadi kendala sekolah dan siswa di daerah untuk memperebutkan beasiswa dan akses pendidikan ke perguruan tinggi. Menyikapi hal tersebut Untan tidak mau lepas tangan dan berinisiatif melakukan penyeleksian pada siswa yang tidak mampu dan memfasilitasi pendaftaran ke jalur Bidik Misi sehingga peluang untuk mendapatkan beasiswa Bidik Misi akan semakin tinggi. Terbukti ada 2.074 pelamar diregistrasi oleh Untan ke Bidik Misi tahun 2011 ini.
Sejak tahun 2006, Untan telah mengupayakan penerimaan siswa tidak mampu melalui jalur beasiswa penuh outreaching lewat unit comdev dan outreaching. Seiring berjalannya waktu gayung pun seakan bersambut, pemerintah, instansi-instansi, dan masyarakat mulai berinisiatif membantu Untan dalam menyediakan bantuan beasiswa kepada siswa-siswa tidak mampu. Beranjak dari 43 siswa di tahun 2007, kini ada 388 mahasiswa di Untan sebagai penerima beasiswa penuh outreaching.
Tahun ini, 4 Juli 2011 merupakan hari yang ditunggu-tunggu siswa SMA se-Kalimantan Barat, lulusan 2011 dan 2010 yang sebelumnya tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Hari inilah pengumuman penerima beasiswa penuh untuk biaya sarjananya melalui jalur mandiri outreaching/comdev Universitas Tanjungpura. 352 orang yang terpilih akan meraih kesempatan emas menjadi mahasiswa Untan tanpa melalui tes dan tanpa membayar biaya pendidikan. Tambah lagi mereka akan memperoleh biaya hidup, biaya tempat tinggal dan biaya buku selama 4 tahun berturut-turut. Ke-352 kandidat terpilih ditambah 237 kandidat cadangan diumumkan pada media cetak serta website Untan (wnw. untan. ac. id).
Program beasiswa penuh outreaching/comdev Universitas Tanjungpura adalah wujud kepedulian Untan untuk meningkatkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat terpencil dan atau miskin serta menjamin keberlangsungan mahasiswa yang bersangkutan agar dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu, sehingga pada akhirnya akan mampu mempercepat pembangunan/pengembangan wilayah di daerah Kalbar. Beasiswa ini diperuntukkan bagi siswa yang memiliki prestasi akademik 30% teratas, namun berasal dari daerah terpencil, miskin dan marginal.
Dari 633 SMA/MA dan SMK sederajat di Kalbar, 311 sekolah ambil bagian. Tercatat 2.546 pelamar yang mendaftar dari berbagai pelosok Kalbar maupun di luar Kalbar. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 2.074 pelamar. Sayangnya, masih banyak
pelamar beasiswa ini (486 siswa) yang tidak dapat diproses. Keterlambatan dan ketidaklengkapan berkas lamaran merupakan alasan sebagian besar lamaran tersebut tidak diproses. Diharapkan tahun depan kendala ini tidak terjadi.
Penerima beasiswa ini tersebar di 38 program studi S1 pada 9 fakultas di Untan. Berbeda pada tahun sebelumnya, tahun 2011 terjadi penambahan penerima beasiswa pada beberapa program studi, antara lain di FKIP yaitu Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi dan prodi Pendidikan Seni Tari dan Musik, di FMIPA yaitu Prodi Sistem Komputer, dan di Fakultas Kedokteran yaitu Prodi Ilmu Keperawatan, dan Prodi Farmasi. Untuk tahun ini kelima prodi tambahan itu masing-masing mendapat I penerima beasiswa. Khusus beasiswa penuh untuk program studi pendidikan dokter diberikan kepada 2 orang. Pemberian beasiswa untuk 2 orang ini merupakan hasil seleksi ketat ujar Pembantu Rektor I, Saeri Sagiman. Pembantu Rektor III, Eddy Suratman, menambahkan bahwa survey tempat tinggal kedua calon tersebut juga untuk menentukan keputusan yang tepat sasaran. Lonjakan animo pilihan siswa ada di program studi FKIP diikuti program studi Akutansi dan Manajemen di Fakultas Ekonomi, Teknik Informatika di Fakultas Teknik. Banyaknya pelamar menuju ke prodi tertentu menyebabkan para pelamar harus bersaing secara ketat.
Peningkatan sumber pendanaan mulai meluas tidak hanya instansi tetapi juga masyarakat baik secara individu maupun kelompok mengulurkan bantuan. Sumber pembiayaan beasiswa tahun 2011 dari Program Beasiswa Bidik Misi (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ¬Kementerian Pendidikan Nasional) untuk 300 orang, Program I-MBERE (World Bank dan Untan) 20 orang, Pemda Sekadau 30 orang, masyarakat 1 orang (masyarakat BPKP dan individu), dan Untan Mandiri 1 orang. Rektor Universitas Tanjungpura, Thamrin Usman, merespon dengan penuh antusias adanya upaya dari berbagai pihak. Sudah saatnya kita saling bahu membahu mencerdaskan anak bangsa. Beban itu menjadi ringan saat semua pihak bersinergi dan diharapkan persoalan pendidikan ini membantu mengakselerasi pengentasan kemiskinan.
Dari seluruh pelamar (2.546 orang) 64,37% di antaranya adalah perempuan, 43,55% berasal dari keluarga petani. Jumlah yang tinggi dari siswa perempuan menunjukkan animo ke perguruan tinggi didominasi oleh kaum hawa. Hal ini tidak berbeda dengan tahun sebelumnya.
Ketua Comdev dan Outreaching Untan, Entin Daningsih menambahkan, pada tahun ini jumlah pelamar tertinggi berasal dari Kabupaten Sambas (353 pelamar) diikuti oleh Kabupaten Landak. Sedangkan paling sedikit berasal dari Sekadau (68 pelamar) dan Melawi (70 pelamar). Belum diketahui apa penyebab perbedaan jumlah pelamar yang mencolok ini. Yang jelas semakin banyak pelamar, kesempatan persaingan untuk mendapatkan juga cukup tinggi. Apalagi jumlah siswa-siswa ini mempunyai daya kompetitif tinggi. Jumlah kuota tertinggi diraih oleh Kabupaten Sambas. Barometer keberhasilan program pemberian beasiswa ini akan dievaluasi dan menjadi penentu jumlah dan kualitas di masa yang akan datang. (rilis)
apakah masih ada beasiswa bidik misi jurusan kedokteran untuk tahun ini?????
ReplyDeleteMasih ada bang.
ReplyDeleteTapi seleksinya skrg melalui dinas pendidikan yang menyampaikan ke sekolah.