Saturday 11 June 2011

Muda Tolak Pembangunan Rumah Jabatan

Muda Tolak Pembangunan Rumah Jabatan
Prioritaskan Layanan Publik
Oleh Hairul Mikrad/Ubay KPI
Pada tahun 2011 ini, Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan kembali merealisasikan komitmennya memprioritaskan pelayanan yang lebih menyentuh publik.  Dirinya  menolak pembangunan rumah jabatan bupati dan mengalihkan untuk pembangunan rumah dinas para medis, guru maupun perbaikan sarana pendidikan lainnya.
Dalam Rencana Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (R-APBD) 2011 lalu, alokasi pembangunan rumah jabatan tersebut tidak ada. “Ya, saat penyusunan RAPBD di tingkat eksekutif, Bappeda ingin mengajukan anggaran bagi pembangunan rumah jabatan bupati. Namun saya minta saat itu untuk dibatalkan dan anggaran sebesar Rp 6 ,miliar tersebut saya minta dialihkan kepada sector yang lebih menyentuh pelayanan kepentingan publik,” jelas Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan dikonfirmasi, Jumat (10/6) kemarin.
Menurut Muda, rumah jabatan tersebut hanya sebuah prestise daerah dan tidak memberikan arti lebih pada kesejahteraan rakyat sehingga Ia berpikir belum saatnya dibangun. “Kubu Raya saat ini belum membutuhkan rumah jabatan bupati. Kediaman pribadi saya yang merupakan warisan dari orangtua masih layak. Selama ini juga terbuka dan rakyat lebih akrab. Kondisi tidak membatasi saya untuk melayani rakyat,” paparnya.
Lebih penting lagi, kata Muda, saat ini Kubu Raya sedang membangun mengejar ketertinggalan serta pemerataan kesejahteraan sehingga membutuhkan dana besar terutama pelayanan-pelayanan nyata yang bersinggungan langsung dengan rakyat.
“Dana Rp 6 miliar itu kemudian dialokasikan untuk kendaraan dan rumah dinas para guru, bidan maupun tenaga medis lainnya terutama di daerah terpencil. Mereka lebih memerlukan anggaran ini untuk mempermudah, mempercepat dan mendekatkan pelayanan. Sebagian juga digunakan  rehab sekolah maupun pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sektor pendidikan dan kesehatan,” urai Muda.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kubu Raya, Mustafa MS, S. Ag mengaku bahwa anggaran pembangunan rumah jabatan bupati bukan prioritas pembangunan yang akan dilakukan di Kubu Raya.
Dikatakan Mustafa, apa yang dilakukan Bupati Kubu Raya merupakan keharusan dan wujud komitmen mempercepat pembangunan serta meningkatkan pelayanan public kepada rakyat Kubu Raya.
“Sebagai pemimpin ini merupakan keharusan. Kepentingan rakyat harus lebih diutamakan dari kepentingan pribadi. Salah satunya dengan penguatan pelayanan public. Kita bangga dengan Bupati serta kawan-kawan di legislative yang selama dua tahun ini memperkuatkan anggaran bagi publik. Pada tahun 2010, belanja publik mendapatkan alokasi sekitar 49 persen dari APBD. Pada tahun 2011 ini, belanja publik mendapatkan alokasi sekitar Rp 51 persen,” urai Mustafa.
Mustafa menguraikan di zaman Nabi Muhammad, di kala peperangan, Rasulullah rela kelaparan dan mendahulukan tentaranya makan. Sementara ketika pertempuran, Rasulullah berdiri paling depan. “Bila kita meneladani kepimpinan Rasulullah, maka kepentingan publik yang harus diprioritaskan. Melihat kebijakan anggaran sekarang ini, saya sangat senang dimana alokasi belanja public lebih besar nilainya. Kita harapkan instansi terkait serta jajaran birokasi juga menjaga komitmen mengutamakan kepentingan public,” imbau legislator Partai Golkar ini.
Sementara itu, Bidan Desa, Anita Erwin Satyanegara mengaku sangat terbantu dengan bantuan kendaraan dinas. “Saya selaku bidan sangat berterimakasih apa yang sudah dilakukan serta perhatian Bupati dan Pemkab Kubu Raya yang begitu besar. Saya mendapatkan motor dinas tahun 2010 dan ini sangat membantu,” aku Anita.
Anita menguraikan dengan motor dinas tersebut, aktivitas pelayanan kepada masyarakat khususnya di desa tempat Ia bertugas lebih cepat, lebih mudah dan lebih dekat. “Saya tidak perlu berjalan kaki ataupun menunggu kendaraan jemput. Begitu ada panggilan warga, saya bisa langsung berangkat. Hal ini akan membuat tindakan dan pelayanan kepada warga juga cepat. Saya benar-benar terbantu dengan kendaraan dinas ini,” aku Anita.
Istri dari Kades Sungai Itik Kecamatan Sungai Kakap ini berharap Bupati dan Pemkab Kubu Raya tetap melanjutkan program yang dapat mempermudah, mempercepat dan mendekatkan pelayanan kepada rakyat. “Kami berharap sarana prasarana, alat, obat-obatan dan lainnya yang berkenaan dengan kesehatan masyarakat bisa terpenuhi,” ucapnya.
Hal yang sama juga disampaikan salah satu guru di Gunung Ambawang Kecamatan Telok Pakedai, Ratna Sari Dewi. Ia mengakui perhatian Pemkab Kubu Raya terhadap pendidikan yang cukup besar juga memberikan dampak besar bagi masyarakat.
“Dulu sekolah kami hanya beberapa kelas saja dan kondisinya memprihatinkan. Sekarang sudah jauh lebih baik dan anak-anak semangat belajar. Sekolah kami juga sudah mengalami perehaban termasuk bantuan sarana prasarana maupun alat peraga pendidikan sekarang ini jauh lebih memadai,” ungkapnya.
Guru di Kubu Raya lainnya, Abdul Aziz saat dihubungi kemarin mengatakan, pengalihaan tersebut sudah memberi angin segar untuk tenaga kependidikan di Kubu Raya yang dampaknya akan diperoleh juga oleh pelajar.
Kubu Raya memang daerah kadang susah untuk menjangkau, sehingga sangat perlu sarana rumah guru. Abdul Aziz menambahkan pembenahan sarana pendidikan juga sangat dibutuhkan saat ini sebab tanpa didukung dengan sarana pendidikan yang baik pendidikan juga akan pincang sehingga visi dan misi pahlawan tanpa tanda jasa pemerintah juga sulit sekali tercapai.
“Menurut kami dana tersebut besar, dan bisa saja mencukupi untuk peruntukannya. Dengan dana pengalihfungsian tersebut kita berharap pemerintah betul-betul mengawal hingga tepat sasaran, karena dikhawatirkan banyak perompak di jalan sebelum sampai ke tujuan. Sebab hal itu sangat lumrah sekali saat. Anggaran besar namun sampainya kecil,” ujarnya.   

No comments:

Post a Comment